Rabu, 17 Februari 2010

PMII METRO Nilai Rp 8 Miliyar Proyek Patung tidak Rasional


PMII Metro Kutai Kartanegara menyayangkan anggaran alokasi tentang perubahan Posisi Patung Lembuswana di pulau Kumala dari duduk menjadi berdiri. Tercatat di APBD 2010 proyek tersebut menelan anggaran sekitar Rp 8 Miliyar.

Senada pernyataan Marwan, Wakil Ketua DPRD Kukar di media cetak beberapa hari lalu, Andik Yulianto Wakil Koordinator Departemen Kajian dan Advokasi PMII Metro mengatakan anggaran Rp 8 Miliyar untuk proyek perubahan posisi patung Lembuswana tersebut dinilaianya tidak rasional. Pasalnya perubahan posisi patung tersebut tidak memberi distribusi yang signifikan pada masyarakat. Selain itu pembangunan di kukar belum merata, Masih banyak pembangunan infrastruktur yang lebih penting dari sekedar proyek patung.

"Meski patung lembuswana tersebut memilki nilai sejarah dan kultur, namun anggaran yang menjadi kebutuhan tidak sebesar yang ditetapkan dalam APBD 2010 yaitu Rp 8 Miliyar. Jangan sampai APBD tahun ini tidak menyentuh pada kebutuhan masyarakat," terangnya Andik.

Diharapkan alokasi APBD 2010 lebih tepat sasaran. Sehingga pendidikan lebih maju, kesehatan meningkat, pengangguran turun, dan kemiskinan semakin sedikit. Hal ini tidak akan terwujud tanpa partisipasi masyarakat dalam mengawal kinerja pemkab dalam penggunaan anggaran tersebut.(mik)

Selanjutnya......

Rabu, 27 Januari 2010

KETUM PC PMII KUKAR KEPERGOK HIKMAT IKUTI MUSCAB DPC DEMOKRAT KUKAR


Jerri Pazerin, Ketum PC PMII Kutai Kartanegara kepergok di ruang Muscab DPC Demokrat Kukar,Rabu,27/01/2010 di Hotel Singgasana.
Sebagai Kader PMII yang masih berpegang teguh pada garis perjuang PMII, Bagaimana sikap sahabat-sahabat terhadap fenomena ini?





Selanjutnya......

Rabu, 09 Desember 2009





Selanjutnya......

Seruan Aksi Peringati Hari Anti Korupsi Sedunia

bandit berdasi, berjamah pula

Adalah realitas bahwa kejahatan dari dulu hingga sekarang tetap eksis, bahkan semakin beraneka bentuknya dan canggih pula caranya. Apa yang menjadi sebab umum maraknya praktek kejahatan adalah adanya kepentingan individu atau golongan tertentu yang merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki. Pada prinsipnya, kejahatan adalah upaya mengambil hak milik orang lain atau lembaga (dalam skala besar atau kecil) yang berakibat kerugian pada pihak lain, baik dilakukan secara personal maupun kolektif dalam institusi swasta dan pemerintah yang melibatkan oknum pejabat tinggi, eksekutif, legislatif dan yudikatif.


Walaupun Indonesia kini menganut sistem demokrasi, yang memposisikan rakyat sebagai pemegang kekuasaan seutuhnya, akan tetapi budaya feodal tetap saja tidak hengkang dari konstruksi pemikiran pemimpin saat ini. Tabiat pemimpin dan kaum elite pemegang kekuasaan tidak berubah. Seolah-olah telah direstui public. Bahkan Aparat Penegak Hukum, Kehakiman Dan Kejaksaan, terseret pula ke dalam permainan kotor itu. Tepat apa yang dikatakan Iwan Fals dalam lirik lagunya: Tikus-tikus Kantor, “kasih roti pun lancar”. Permainan suap di antara pemegang kekuasaan pun menjadi hal yang lumrah. Mereka, para kucing penegak hukum, yang mestinya memangsa tikus-tikus koruptor, ternyata malah bersekongkol dengan mereka.

Hasil pantauan harian Kompas mengungkapkan, kasus tindak KKN yang melibatkan pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif, dari pusat hingga daerah, sambung menyambung dari Sabang sampai Merauke. Struktur pemerintahan sudah terinfeksi praktek KKN. Sepanjang tahun 2005-2008, tercatat delapan gubernur-wakil gubernur yang diadili atau diperiksa atas kasus KKN. Selain itu, sebanyak 32 bupati-wakil bupati atau wali kota-wakil wali kota juga tersandung masalah yang sama. Belum lagi ratusan anggota DPR/DPRD yang sampai sekarang masih terus diperiksa Komisi Pemberantas Korupsi (Kompas, 21/7/08). Korupsi di Indonesia telah menjadi kejahatan struktural yang menyebabkan rakyat jauh dari indikasi makmur dan sejahtera. Predikat negara terkorup di dunia masih melekat erat mengiringi nama Indonesia.

Maka kami dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Metro Kutai Kartanegara menyatakan sikap selaku anak bangsa sebagai berikut:
1.Indonesia harus bersih dari korupsi, tidak cukup hanya pidato anti-korupsi
2.Lembaga-lembaga negara harus bersih dari koruptor yang merupakan pengkhianat amanat rakyat
3.Indonesia harus bersih dari rekayasa dan konspirasi pelemahan KPK (Komisi Pemberantas korupsi) & lembaga penegak hukum.
4.Penegakan hukum dalam kasus Bank Century masuk dalam ranah hukum, bukan politik.
5.DPRD Kutai Kartanegara segera memberikan rekomendasi ke DPR RI tentang hak angket skandal Century.
6.DPRD, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan Negeri Kukar secepatnya mengusut tuntas kasus korupsi di Kutai Kartanegara.

Korupsi sudah bukan hanya tanggung jawab penegak hukum saja, tetapi tanggung jawab semua elemen masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk menjadikan korupsi sebagai public enemy harus selalu ditanamkan. Sebagai penutup, aksi ini hanyalah salah satu upaya kecil untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan martabat.

Koordinator
Mawardi

Selanjutnya......

Selasa, 08 Desember 2009

Hobi Yang Harus Tak Digemari

Bicara persoalan hobi, tentu saja tidak membingungkan kita dan mudah untuk kita diskusikan sebab setiap individu mempunyai hobi masing-masing. Selain itu tema ini juga sudah kita kenal bersama sejak menjadi siswa di SMP (Sekolah Menengah Pertama) bahkan SD (sekolah Dasar).

Dan akhir-akhir ini di negara kita bermunculan bentuk-bentuk hobi yang fenomenal. Media cetak dan elektronik dari yang levelnya teri sampai yang yang levelnya gajah terus selalu memberitakannya. Saking hebohnya publikasi hobi ini, semua masyarakat dari pengangguran, preman, tukang becak, pedagang kaki lima, kuli bangunan, pemulung, ibu-ibu rumah tangga, ibu-ibu arisan, kariawan pabrik, guru, kepala sekolah sampai aparatur negara, staf-staf birokrasi desa, kelurahan, kecamatan, pegawai dinas, pakar ekonomi, pakar politik, pakar budaya, pakar fiqih, dan tidak saudara-saudara kita yang sedang di luar negeri baik yang menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) maupun yang sedang belajar, merekapun membicarakan persoalan hobi ini.

Dari publikasi media itulah rakyat menjadi jelas pandangannya untuk mengidentifikasi hobi-hobi apa saja yang paling populer saat ini. Untuk itu, jenis kaca mata atau landasan ideologi itu sangat penting karena menentukan nilai keberpihakan kita. Kadang-kadang kesimpulan yang sifatnya emosional dan subjektif muncul dari pihak-pihak tertentu dalam rangka penyelamatan diri dari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Mestinya, sikap semacam ini dihindari untuk memperjelas keberpihakan kita terhadap rakyat.

Masih terkait persoalan hobi, ada beberapa yang patut kita bincangkan. Satu,kegemaran pemakaian nama binatang untuk sebutan sebuah institusi negara, katakan saja cecak dan buaya. Sebuah komoditi baru dan keduanya produk lokal (domestik), sekaligus bukan warisan kolonial belanda maupun negara-naegara lain yang sempat menjajah kita (Nusantara). Dua, kegemaran menjilat. Menjilat jangan di konotasikan negatif dulu sebab banyaknya masakan yang ada di penjuru Nusantara ini bisa dirasakan dengan lidah, yang kata kerjanya itu "menjilat" bukan "melidah" (nyicipi bahasa jawanya). Namun yang dimaksud hobi/kegemaran yang dimediakan itu tidak pas dengan konteks tersebut. Menjilat yang dimaksud adalah sikap/perilaku seorang bawahan terhadap atasannya atau orang yang levelnya dibawah terhadap orang yang sudah duduk pada level atasnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan pencitraan diri untuk kenaikan posisi atau pangkat. Kalau produk yang satu ini, bisa jadi warisan dari kolonial/warga-warga negara asing yang melahap kekayaan Bangsa kita. Tiga, kegemaran mengambil hak orang lain. Perilaku mengambil hak orang lain ini sesungguhnya sama dengan kejahatan warga-warga negara asing yang menjajah kita. Bahkan kejahatannya itu lebih besar, selain dilahirkan dan dibesarkan di tanah ibu pertiwi ini mereka juga masih mempunya silsilah baik itu kultural historisnya maupun secara geneologi biolagis. Seharusnya yang kita lakukan adalah menjaga dan melestarikan bukan malah merusak dan menjual ke pihak asing. Dampaknya, batu bara, minyak, emas dan kekayaan alam lainnya yang terkandung di bumi Nusantara ini tidak bisa menunjang kesejahteraan rakyat. Empat, Kegemaran berbohong, yaitu perilaku yang biasanya berbentuk ucapan yang tidak cocok dengan kondisi sebenarnya. Di tanyangan-tayangan TV (televisi) tentang kehidupan selebritis sangat gencar beberapa tahun terakhir ini. Selebritis yang namanya ingin tetap familiar dimata penggemarnya rela mengatakan hal-hal yang sifatnya privasipun. Sementara birokrasi pemerintahan, aparatur hukum dan wakil-wakil rakyat yang hari ini duduk dengan nyamannya dan berbagai fasilitas negara yang mewah menunjangnya, mereka belum ada keberaniaan untuk transparansi. Berkata jujur demi kesejahteraan dan kepentingan rakyat sepenuhnya. wallahu a'lam,,,

Selanjutnya......